Pintu Malang Media

Cara kirim artikel

logo_head1

Mahasiswa Universitas Negeri Malang Perkenalkan Deterjen Alami dari Buah Lerak di Desa Gunungsari

Batu, 15 November 2024 – Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) yang terdiri dari Mella, Belva, Tirta, Intan, Fina, Yuan, Naufal, dan Rizky mengadakan sosialisasi tentang penggunaan deterjen alami berbahan dasar buah lerak di Desa Gunungsari, Kota Batu. Kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi limbah deterjen berbahan kimia yang berdampak negatif pada lingkungan sekaligus melestarikan budaya penggunaan lerak yang mulai terlupakan.

Deterjen berbahan lerak memiliki banyak keunggulan. Selain lebih ramah lingkungan karena dapat terurai secara alami, deterjen ini tidak menyebabkan iritasi pada tangan, seperti yang sering dikeluhkan masyarakat ketika mencuci dengan deterjen berbahan kimia. Secara ekonomis, deterjen lerak juga sangat menguntungkan. Hanya dengan 10 buah lerak, dapat dihasilkan deterjen setara 1 liter, sementara 1 kg buah lerak mampu menghasilkan hingga 16 liter deterjen alami, yang tentunya jauh lebih murah dibandingkan deterjen instan.

Penggunaan lerak sebenarnya bukan hal baru di Indonesia. Lerak, tanaman khas Asia Tenggara dengan buah berwarna hitam berkulit keras dan biji putih, telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pembersih alami. Namun, seiring waktu, penggunaannya tergeser oleh deterjen berbahan kimia.

Menurut para mahasiswa, deterjen kimia sering mengandung sodium lauryl sulfate (SLS), bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Busa yang dihasilkan SLS dapat menurunkan konsentrasi oksigen terlarut di air dan mengganggu ekosistem perairan serta daratan.

Selain ramah lingkungan, buah lerak juga memiliki kandungan alami seperti saponin yang bersifat antibakteri, antijamur, dan antivirus, flavonoid sebagai antioksidan, tanin yang membantu penyembuhan luka, serta minyak atsiri yang dapat meredakan stres dan kecemasan.

“Dengan memperkenalkan kembali deterjen lerak, kami berharap masyarakat tidak hanya dapat menghemat biaya, tetapi juga turut menjaga lingkungan dan melestarikan budaya tradisional,” ujar Belva, salah satu anggota tim.

Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya beralih ke produk ramah lingkungan. Penggunaan deterjen lerak diyakini mampu mengurangi limbah kimia yang mencemari ekosistem sekaligus menjawab keresahan masyarakat tentang bahaya deterjen instan.

Melalui kegiatan ini, para mahasiswa juga memberikan pelatihan cara membuat deterjen dari buah lerak secara mandiri. Prosesnya sederhana, yaitu dengan merebus buah lerak hingga menghasilkan cairan pembersih yang bisa langsung digunakan. Pelatihan ini disambut antusias oleh warga Desa Gunungsari, yang melihat potensi besar deterjen alami ini tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga sebagai peluang usaha ramah lingkungan yang bernilai ekonomis. Para mahasiswa berharap, inisiatif ini dapat menjadi langkah awal perubahan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan.(Tim)

Baca Juga:

No Content Available

Terpopuler

Scroll to Top