Pintu Malang Media

Cara kirim artikel

logo_head1

Optimalisasi Kekuatan Otot Paha terhadap Pencegahan Cedera Hamstring pada Atlet Pelari

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan

Pintumalangmedia-Cedera olahraga merupakan salah satu risiko yang kerap dihadapi atlet, terutama dalam cabang olahraga yang menuntut intensitas tinggi, seperti lari. Salah satu cedera yang paling umum terjadi pada pelari adalah cedera hamstring, yaitu cedera pada otot paha belakang. Kondisi ini dapat mengganggu performa atlet dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Oleh karena itu, pencegahan cedera hamstring menjadi perhatian utama dalam menjaga kesehatan dan performa atlet.

Menurut Astia Tri Lestari dari Prodi Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang, optimalisasi kekuatan otot paha memainkan peran penting dalam mencegah cedera hamstring. Dalam makalahnya, ia menjelaskan bahwa olahraga melibatkan aktivitas fisik yang menuntut gerakan tertentu dan keterampilan khusus. Namun, gerakan yang berlebihan dan tidak terkendali dapat memicu cedera, termasuk cedera hamstring.

Cedera hamstring terjadi saat otot hamstring mengalami peregangan berlebihan, terutama saat fase ayunan kaki. Gerakan ini menyebabkan otot bekerja secara eksentrik, yang dapat memicu robekan otot jika tidak diimbangi dengan kekuatan otot yang optimal. Atlet yang mengalami cedera hamstring sering mengeluhkan nyeri, penurunan fleksibilitas, dan kekuatan otot paha yang berkurang.

Astia menjelaskan bahwa untuk mencegah cedera hamstring, diperlukan program latihan penguatan otot paha yang komprehensif. Latihan tersebut mencakup stretching aktif dan penguatan otot melalui terapi seperti Sports Injury Massage (SIM), Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan cold therapy. Terapi ini bertujuan untuk mengurangi nyeri, mencegah atrofi otot, serta meningkatkan rentang gerak sendi lutut.

Latihan penguatan otot yang direkomendasikan meliputi gerakan seperti heel slide, quadriceps isometric, hamstring isometric, prone hang, dan patella mobility. Latihan-latihan ini membantu meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot paha, sehingga mengurangi risiko cedera ulang.

Selain memberikan manfaat fisik, program ini juga memiliki dampak positif pada mental atlet. Atlet yang menjalani program rehabilitasi dengan baik akan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan di arena olahraga. Fisioterapis berperan penting dalam memberikan panduan dan dukungan selama proses pemulihan dan pencegahan cedera.

Optimalisasi kekuatan otot paha tidak hanya membantu mencegah cedera hamstring, tetapi juga meningkatkan performa atlet secara keseluruhan. Pendekatan ini memastikan atlet tetap bugar dan siap bersaing dalam berbagai kompetisi tanpa harus khawatir akan cedera yang berulang. Program rehabilitasi dan pencegahan cedera ini merupakan investasi jangka panjang dalam menjaga kesehatan dan karier atlet di dunia olahraga.(astia)

Baca Juga:

No Content Available

Terpopuler

Scroll to Top