Pintu Malang Media

Cara kirim artikel

logo_head1

Pawai Madyopura, Meriah Dengan Adat Nusantara Hingga Kostum Singa

Kemeriahan sepanjang Jalan Danau Jonge Embong Kembar Jalan Ki Ageng Gribig, sekitar 4000 warga dari 18 RW di Kelurahan Madyopuro turut serta dalam sebuah Pawai Budaya

MALANG KOTA – Sebuah kemeriahan memenuhi sepanjang Jalan Danau Jonge hingga Embong Kembar Jalan Ki Ageng Gribig kemarin, ketika sekitar 4000 warga dari 18 RW di Kelurahan Madyopuro turut serta dalam sebuah pawai budaya yang memukau.

Masing-masing RW berkontribusi dengan penampilan budaya yang beragam, mencakup warisan adat dari seluruh Nusantara, seperti Papua, Bali, Jawa Timur, dan daerah lainnya. Pawai ini juga menampilkan beragam elemen budaya, mulai dari busana dengan motif singa, kostum raksasa, bantengan, kuda lumping, hingga tarian yang memukau.

Ketua pelaksana pawai budaya, Kuncoro Adi, menjelaskan bahwa setiap RW berpartisipasi dengan kreativitasnya masing-masing, dan penampilan mereka akan dinilai untuk mendapatkan penghargaan, mulai dari juara satu sampai tiga, serta juara harapan. Pawai budaya tahun ini memperoleh lebih banyak perhatian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mungkin karena selama tiga tahun terakhir terdapat hentian akibat pandemi Covid-19.

Kuncoro Adi menyatakan harapannya bahwa pawai budaya ini dapat menjadi wadah untuk memperingati Sumpah Pemuda sambil berupaya melestarikan kekayaan budaya bangsa. Untuk masa depan, pihak penyelenggara berharap dapat menghadirkan pawai budaya yang lebih spektakuler lagi untuk memupuk rasa persatuan dan kesatuan di kalangan warga.

Pawai budaya tahunan ini juga disambut dengan kehadiran sejumlah pejabat terkemuka, termasuk PJ Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, dan Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi.

Meriahnya Pawai Budaya Nusantara Dengan Adat Nusantara

Dalam sambutannya, Wahyu Hidayat menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap usaha warga dalam melestarikan budaya, Tujuanya memotivasi warga agar lebih bersemangat dalam mengikuti pawai budaya ini. “Terlebih lagi, ini berlangsung bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda. Ini luar biasa dan sangat meriah,” ucap Wahyu.

Wahyu berharap bahwa acara seperti ini dapat terus diadakan untuk memupuk kesadaran akan kekayaan budaya Nusantara. “Karena jika bukan kita, siapa lagi yang akan melakukannya? Jika kita tidak menjaga budaya kita, generasi muda akan cenderung terpengaruh oleh budaya dan seni dari luar negeri,” tegasnya.

Pawai budaya juga mencerminkan semangat gotong royong dalam masyarakat, di mana berbagai RW berkolaborasi untuk menciptakan pengalaman budaya yang mengesankan. Semangat ini juga menginspirasi kebersamaan dan kekompakan di antara warga Kota Malang, yang dapat berdampak positif pada berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya di kota ini.

(llk)

Baca Juga:

Terpopuler

Scroll to Top