
Suhu panas terus melanda hampir seluruh wilayah Indonesia, bahkan mencapai kategori “Extrem” sesuai rilis dari BMKG. Dapat dibayangkan dampaknya pada sektor pertanian yang tentunya cukup bergantung dgn kondisi cuaca dan curah hujan
Ternyata, 730 tahun yang lalu sebagai penghasil beras terbesar kala itu, kerajaan Majapahit sdh memprediksi dan mencetuskan teknologi brilian sektor pertanian menghadapi kondisi extrem seperti saat ini, yang kita kenal dengan sistem Irigasi.
Ribuan waduk dibangun berikut sistem saluran air terbuka dan tertutup, dengan perhitungan yg begitu cermat dari para ahli teknologi di istana.
Jadilah sistem pengairan Irigasi yang menjadi warisan dan digunakan oleh mayoritas sektor pertanian di Indonesia saat ini, utamanya sangat ampuh dalam menghadapi cuaca extrem yang terjadi seperti kali ini.
Berdasarkan prasasti dan relief-relief candi peninggalannya, diketahui pada masa Majapahit terdapat dua bendungan, bendungan Jiwu untuk daerah persawahan kalamasa dan bendungan Trailokyapuri untuk mengairi daerah hilir. Pada Kakawin Siwaratrikalpa dari pertengahan abad ke-15 juga menggambarkan gemercik air sungai yang dialirkan dengan saluran dari batang bambu, merupakan jaringan irigasi yang mendukung persawahan.
Kecanggihan sistem pengairan Majapahit masih bisa dilihat hingga sekarang melalui kolam Segaran. Kolam yang dibangun pada abad ke-15, dan digunakan sebagai hilir sistem air teknologi lokal untuk mengatasi kekeringan di musim kemarau dan banjir saat musim hujan.

Penulis: Ila Laniza
Editor: Ari Wibowo